Jumat, 06 Maret 2015




KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN DAKWAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas : Manajemen Dakwah
Dosen Pengampu:



Disusun Oleh:

Filla Lailatul Hudriyah (131311106)
Nana Lutfiana (131311110)



FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
MANAJEMEN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014




I.     PENDAHULUAN
Pemimpin merupakan faktor penentu dalam meraih sukses bagi sebuah organisasi. Sebab pemimpin yang sukses akan mampu mengelola organisasi, dapat memengaruhi orang lain secara konstruktif, dan mampu menunjukkan jalan serta tindakan benar yang harus dilakukan secara bersama-sama.[1]
Para pemimpin harus mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi secara tiba-tiba, dapat mengoreksi kelemahan-kelemahan, dan sanggup membawa organisasi kepada sasaran dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Jadi, bisa dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan kunci kesuksesan sebuah organisasi. Di samping itu, dalam setiap kerja kolektif dibutuhkan pemimpin untuk mengefisienkan setiap langkah dari kegiatan tersebut.[2]

II.  PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan diantaranya, yaitu:
1.      Apa definisi kepemimpinan manajemen dakwah?
2.      Bagaimana kepemimpinan dalam manajemen dakwah?
3.      Bagaimana karakteristik pemimpin dakwah?
4.      Apa saja fungsi dan tipe kepemimpinan dakwah?
5.      Bagaimana nilia-nilai kepemimpinan dakwah?
6.      Bagaimana cara menigkatkan kualitas kepemimpinan umat islam?











III.    PEMBAHASAN
1.      Definisi Kepemimpinan Manajemen Dakwah
v  Beberapa para ahli mendefinisikan tentang kepemimpinan, diantaranya yaitu:
a.          Menurut William G.Scott (1962)
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
b.          Menurut Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
c.          Menurut Kartini Kartono (1994)
Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus.[3]
v  Pengertian manajemen menurut para ahli
a.         Menurut G.R. Terry:
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
b.         Menurut Hilman:
Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
c.          Menurut Ricky W. Griffin:
Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.[4]
v  Ada beberapa perkatan ulama dalam mendefiniskan dakwah sebagai berikut:
a.       Syaikhul islam Ibnu taimiah rohimahulloh berkata: dakwah kepada alloh adalah dakwah menuju keimanan kepada-Nya dan terhadap apa yang di bawa oleh Rosul-Nya dengan meyakini apa yang dikhobarkan olehnya dan menta’ati perintahnya.
b.      Imam Ibnu jarir at-thobari rohimahulloh berkata tentang maksud dakwah: yaitu menyeru menusia menuju islam dengan perkataan dan perbuatan.
c.       Imam Ibnu katsir rohimahulloh berkata: Dakwah kepada Alloh yaitu dakwah/seruan kepada persaksian bahwa tidak ada Allah yang berhak disembah kecualai Allah ta’ala satu-satunya dan tidak ada sekutu baginya.
d.      Syaikh Ali mahfudz rohimahulloh berkata: Dakwah kepada Allah ialah memotivasi manusia kepada kepada kebaikan, petunjuk, dan memerintahkan kebaiakan serta mencegah yang mungkar agar meraih kebahagiaan dunia akherat.[5]
Dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan manajemen dakwah ialah suatu kepemimpinan yang fungsi dan peranannya sebagai manajer suatu organisasi atau lembaga dakwah yang bertanggung jawab atas jalannya semua fungsi manajemen, mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (contrilling).
Adapun kepemimpinan dakwah adalah suatu sifat atau sikap kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang yang menyampaikan dakwah (da’i) yang mendukung fungsinya untuk menghadapi publik dalam berbagai kondisi dan situasi. Da’i dengan sikap dan sifatnya dalam kehidupan sehari-hari dipandang sebagai pemimpin masyarakat. Oleh karena itu dikatakan bahwa kepemimpinan dakwah merupakan syarat yang harus dimiliki oleh seorang da’i.[6]
2.      Kepemimpinan dalam manajemen dakwah
Ada asumsi, bahwa keberhasilan suatu usaha secara tidak langsung ditentukan oleh pemimpinnya. Dalam konteks ini juga bisa dilihat dalam teori kepemimpinan “Traits Theory of Leadership”.[7] Di samping itu, diperlukan sebuah rumusan yang jelas tentang kepemimpinan yang dimaksudkan untuk mempermudah proses selanjutnya.
Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antarmanusia, yaitu hubungan memengaruhi (dari pemimpin), dan hubungan kepatuhan-ketaatan para pengikut/bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin.
Kepemimpinan sebagai konsep manajemen dakwah dapat dirumuskan sebagai berikut:[8]
a.         Kepemimpinan sebagai salah satu seni dalam berdakwah untuk menciptakan kesesuaian dalam mencari titik temu.
b.        Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasif dan inspirasi dalam berdakwah.
c.         Kepemimpinan adalah kepribadian yang memiliki pengaruh.
Adapun sifat, ciri, atau nilai-nilai pribadi yang harus dimiliki dalam kepemimpinan manajemen dakwah adalah:
·      Berpandangan jauh
·      Bertindak dan bersikap bijaksana
·      Berpengetahuan luas
·      Bersikap dan bertindak adil
·      Berpendirian teguh
·      Optimis bahwa misinya berhasil
·      Berhati ikhlas
·      Memiliki kondisi fisik yang baik
·      Mampu berkomunkasi
d.        Kepemimpinan adalah tindakan dan perilaku pemimpin.
e.         Kepemimpinan merupakan titik sentral proses kegiatan dakwah dalam kelompok atau organisasi dakwah.
f.         Kepemimpinan dakwah merupakan hubungan antara kekuatan dan kekuasaan.
g.        Kepemimpinan sebagai sarana tujuan.
h.        Kepemimpinan merupakan hasil dari interaksi, kepemimpinan dalam manajemen dakwah merupakan merupakan suatu proses hubungan sosial antarpribadi, dimana pihak lain mengadakan penyesuaian.
i.          Kepemimpinan adalah peranan yang dibedakan.
3.      Karakteristik pemimpin dakwah
Untuk menjalankan organisasi dakwah dibutuhkan sebuah manajer yang handal seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang memilki kemampuan untuk memadukan antara dimensi institusional dengan dimensi individual. Adapun karakter manajer dakwah yang ideal itu dapat dikategorikan sebagai berikut:
a.    Amanah
Merupakan kunci kesuksesan setiap pekerjaan, dan sangat penting dimiliki oleh para  pemimpin dakwah, karena ia diberi amanah untuk mengelola organisasi dakwah yang cakupannya sangat luas dan memerhatikan hak-hak orang banyak.
b.    Memiliki ilmu dan keahlian
Maksudnya adalah menerapkan manajemen dengan mengetahui spesialisasi bidang pekerjaannya dan ahli dalam spesialisasi tersebut.
c.    Memiliki kekuatan dan mampu merealisir
Jika seorang pemimpin tidak memiliki kekuatan, maka ia tidak sanggup untuk mengendalikan para karyawan atau anggotanya, dan jika pemimpin tidak memilki potensi untuk merealisir keputusannya, maka ia tidak lebih sebagai dekorasi yang diletakkan di atas jabatan.
d.   Rendah diri
Sebagaimana pemimpin harus kuat tapi tidak keras, juga ia harus rendah diri [humble], namun tidak lemah untuk mendapatkan hati sehingga seluruh anggota mau bekerja sama dengannya.
e.    Toleransi dan sabar [emosional stabil]
Karena keduanya adalah syarat bagi siapa saja yang memilki kedudukan di kehidupan ini. Tanpa sifat tersebut, seorang tidak mendapatkan kepemimpinan .
f.     Benar, adil dan dapat dipercaya [reliable]
Pemimpin yang jujur dan adil merupakan pemimpin yang dikehendaki oleh Allah, karena Allah senantiasa menyuruh untuk berlaku adil dan berbuat baik.
g.    Musyawarah
Pemimpin yang sukses harus mampu membangun suasana dialogis dan komunikasi yang baik antara seluruh komponen dalam organisasi dengan jalan melakukan musyawarah antarkaryawan, sehingga seluruh komponen merasa ikut terlibat dan dilibatkan, sehingga melahirkan sikap sense of bilonging terhadap organisasi.
h.    Cerdik dan memiliki firasat
Pemimpin harus memiliki kecerdikan dan insting yang kuat dalam merespon fenomena yang ada, sehingga dapat membawa kesuksesan bagi sebuah organisasi.
4.      Fungsi dan tipe kepemimpinan dakwah
·         Fungsi kepemimpinan dakwah
a.       Fungsi Instruktif
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah, namun harus komunikatif karena sekurang-kurangnya harus harus dimengerti oleh anggota organisasi yang menerima perintah.
Di lingkungan umat Islam gambaran dalam menjelaskan fungsi instruktif terlihat dari riwayat Ratu Balqis sebagai pemimpin, yang difirmankan dalam surat An-Naml ayat 32 dan 33.
قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلأ أَفْتُونِي فِي أَمْرِي مَا كُنْتُ قَاطِعَةً أَمْرًا حَتَّى تَشْهَدُونِ
قَالُوا نَحْنُ أُولُو قُوَّةٍ وَأُولُو بَأْسٍ شَدِيدٍ وَالأمْرُ إِلَيْكِ فَانْظُرِي مَاذَا تَأْمُرِينَ
Berkata dia (Balqis): "Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis (ku)".
Mereka menjawab: "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan".
b.      Fungsi Konsultatif
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah, karena berlangsung dalam bentuk interaksi antara pemimpin dan anggota organisasinya. Namun sulit untuk dibantah bilamana dinyatakan bahwa tingkat intensitas dan efektivitasnya sangat tergantung pada pemimpin. Fungsi ini dapat digambarkan dalam surat Az-Zumar ayat 18.
الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو الألْبَابِ
“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal”.
c.       Fungsi Partisipasi
Fungsi ini tidak sekedar bersifat komunikasi dua arah, tetapi juga merupakan perwujudan hubungan  manusiawi (hablum-minannas) yang kompleks. Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin harus berusaha mengaktifkan setiap anggota organisasinya, sehingga selalu terdorong untuk berkomunikasi, baik secara horizontal maupun vertikal.
d.      Fungsi delegasi
Pelaksanaan fungsi ini tergantung pada kepercayaan. Pemimpin harus mampu memberikan kepercayaan, sedang penerima delegasi harus mampu memelihara kepercayaan. Fungsi pendelegasian pada dasarnya berarti persetujuan atau pemberian izin pada aggota organisasi dalam posisi tertentu untuk menetapkan keputusan.
e.       Fungsi pengendalian
Fungsi ini cenderung bersifat komunikasi satu arah, meskipun seharusnya akan lebih efektif jika dilaksanakan melalui komunikasi dua arah. Fungsi pengendalian ini tidak sekedar dilaksanakan melalui kontrol atau pengawasan. Fungsi ini dapat dilakukan juga melalui bimbingan kerja, termasuk juga memberikan penjelasan dan contoh dalam kerja, latihan di lingkungan organisasi lain dan sebagainya.
f.       Fungsi keteladanan
Seorang pimpinan merupakan tokoh sentral yang menjadi pusat perhatian. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain bagi orang yang bersedia diangkat atau bersedia menjalankan peranan sebagai pemimpin, selain harus menjalankan kepemimpinan yang patut diteladani.
·         Tipe kepemimpinan dakwah
ü  Gaya mengutamakan pelaksanaan tugas
Kepemimpinan dengan gaya ini didasari oleh asumsi bahwa tugas pemimpin adalah mendorong agar setiap anggota melaksanakan tugas masig-masing secara maksimal.
ü  Gaya mengutamakan kerja sama
Kepemimpinan dengan gaya ini berpola mementingkan kerja sama, yang berarti juga mengutamakan hubungan manusiawi antara anggota organisasi.
ü  Gaya mengutamakan hasil
Kepemimpinan dengan gaya ini berpola mementingkan hasil yang dapat dan harus dicapai setiap anggota organisasi dalam melaksanakan kerja atau kegiatan tertentu.[9]
5.      Nilai-nilai kepemimpinan dakwah
Nilai-nilai kepemimpinan yang harus dimiliki oleh pemimpin dakwah ialah sifat, ciri atau nilai-nilai pribadi yang memungkinkan orang-orang lain yaitu para pelaksana dakwah tertarik dan terpikat kepadanya dan oleh karenanya mereka bersedia melakukan tindakan-tindakan dan perbuatan-perbuatan yang diinginkan oleh pimpinan itu dalam rangka dakwah. Oleh karena itulah maka nilai-nilai pribadi yang hendaknya dimiliki oleh pemimpin dakwah itu mestilah berhubungan erat dengan tujuan dakwah itu sendiri serta usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan. Adapun sifat, ciri atau nilai-nilai prbadi yang hendaknya dimilki oleh pemimpin dakwah itu antara lain adalah sebagai berikut:[10]
1.        Berpandangan jauh ke masa depan
Salah satu fungsi pemimpin atau pimpinan adalah planning, yaitu pengambilan keputusan pada waktu sekarang untuk tindakan-tindakan dan tercapainya tujuan pada waktu yang akan datang. Untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut seorang pimpinan haruslah memiliki ketajaman pandangan jauh ke masa depan.
2.        Bersikap dan bertindak bijaksana
Menjadi pimpinan tidaklah mudah. Sebab yang dihadapi adalah manusia dengan subjektivitasnya masing-masing. Suatu keputusan yang diambil oleh sebahagian, tetapi dipandang sebaliknya oleh sebahagian yang lain. Maka dalam mengahadapi keadaan tersebut, seorang pemimpin harus bersikap dan bertindak bijaksana. Sebab bilamana tidak, dapatlah mengakibatkan timbulnya ketegangan dan kekacauan.  
3.        Berpengetahuan luas
Usaha dakwah akan dapat berjalan secara efektif, bilamana penyelenggaraannya dipimpin oleh orang-orang yang memilki pengetahuan luas. Sehingga dalam menghadapi berbagai masalah dalam rangka prossesing dakwah, pimpinan dakwah dapat mengambil pemecahan-pemecahan yang tepat.
4.        Bersikap dan bertindak adil
Sikap ini diperlukan, baik dalam memperlakukan para pelaksana dakwah yang dipimpinnya, maupun dalam melaksanakan fungsi-fungsi pimpinan lainnya.dengan adanya sikap adil pada dirinya, pimpinan akan selalu berpandangan obyektif.
5.        Berpendirian teguh
Usaha dakwah memerlukan pimpinan yang mempunyai pendirian teguh, yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh kondisi dan situasi yang senantiasa berubah-ubah.
6.        Mempunyai keyakinan bahwa missinya akan berhasil
Keyakinan akan keberhasilan missi yang dipimpinnya itu merupakan modal yang sangat berharga bagi pimpinan, berupa tumbuhnya kemantapan dalam sikap dan tindakan.
7.        Berhati ikhlas
Motivasi yang mendorong seseorang bersedia menerjunkan diri dalam gerakan dan usaha-usaha dakwah haruslah dorongan semata-mata karena mengharapkan keridlaan Allah SWT.
8.        Memiliki kondisi fisik yang baik
Pemimpin gerakan dakwah tidaklah ringan, melainkan selalu dihadapkan pada tantangan dan rintangan. Tugas-tugas yang berat seperti itu tentulah akan lebih efektif bilamana dilakukan oleh orang-orang yang memiliki mental dan jasmani yang kuat dan sehat.
9.        Mampu berkomunikasi
Pimpinan dakwah, disamping harus selalu menyampaikan ide, saran, nasihat, bimbingan, intruksi dan informasi-informasi lainnya kepada orang-orang yang dipimpinnya, iapun harus berhubungan dengan pihak lain. Oleh karena itu, pimpinan dakwah mestilah mampu dan menguasai cara-cara dan teknik berkomunikasi.
6.      Penigkatan kualitas kepemimpinan umat islam
Kepemimpinan adalah bagian dari kegiatan kehidupan manusia yang digerakkan Allah SWT, yang harus disyukuri dengan terus berusaha menigkatkan kualitasnya. Bersamaan dengan itu setiap pemimpin yang beriman akan selalu berusaha pula meningkatkan kualitas kehidupan sebagai pemberian Allah SWT yang sangat berharga, tidak saja bagi dirinya sendiri, tetapi juga untuk seluruh jamaah yang dipimpinnya. Usaha itu tidaklah ringan karena setiap pemimpin (umarah/ulil amri/ulama’) dalam meningkatkan kualitas kepemimpinan harus memulai dari dirinya sendiri, kemudian berusaha memotivasi agar jamaahnya berupaya meningkatkan kualitas dirinya.[11] Dengan demikian dapat diharapkan semua umat Islam dengan kualitas yang tinggi, akan selalu berusaha meningkatkan kualitas kehidupannya. Untuk itu perlu diingat kembali sabda Rasulullah SAW yang mengatakan: “Seseorang yang hari ini, lebih baik dari kemarin adalah orang yang beruntung. Sedang yang sama hari ini dengan hari kemarin adalah orang yang merugi. Selanjutnya apabila seseorang ternyata hari ini, lebih buruk dari hari kemarin adalah orang yang dikutuk.”
Peningkatan kualitas kepemimpinan di lingkungan umat Islam, pangkalnya terletak pada peningkatan iman yang mendasari kehendak untuk berbuat amal kebaikan bagi orang lain. Dengan kata lain penigkatan kemampuan berpikir dan mengkomunikasikan hasilnya berupa keputusan-keputusan, pada dasarnya berarti juga mampu memecahkan masalah secara efektif dan bersifat aplikatif. Adapun cara meningkatkan kualitas kepemimpinan umat Islam diantaranya, yaitu:
1.    Berpikir efektif dalam menetapkan keputusan
2.    Mengkomunikasikan hasil berpikir
3.    Meningkatkan partisipasi dan pemecahan masalah. 







IV.    PENUTUP
KESIMPULAN
Kepemimpinan manajemen dakwah ialah suatu kepemimpinan yang fungsi dan peranannya sebagai manajer suatu organisasi atau lembaga dakwah yang bertanggung jawab atas jalannya semua fungsi manajemen, mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (contrilling).
Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antarmanusia, yaitu hubungan memengaruhi (dari pemimpin), dan hubungan kepatuhan-ketaatan para pengikut/bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin.
Adapun karakter manajer dakwah yang ideal itu ialah Amanah, Memiliki ilmu dan keahlian, Memiliki kekuatan dan mampu merealisir, Rendah diri, Toleransi dan sabar [emosional stabil], Benar, adil dan dapat dipercaya [reliable], Musyawarah, Cerdik dan memiliki firasat.
Terdapat beberapa fungsi dalam kepemimpinan dakwah, yaitu : Fungsi Instruktif, Fungsi Konsultatif, Fungsi Partisipasi, Fungsi delegasi, Fungsi pengendalian, dan Fungsi keteladanan.


















DAFTAR PUSTAKA
Kayo Khatib Pahlawan, Manajemen Dakwah, Jakarta : Amzah, 2007
Munir Muhammad, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012
Nawawi Hadari, Kepemimpinan Menurut Islam, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1993
Shaleh Abd. Rosyad, Manajemen Da’wah Islam, Jakarta: PT Karya Unipress, 1993



[1] Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 211.
[2] Ibid, hlm. 212.
[4] http://mobelos.blogspot.com/2013/12/pengertian-manajemen-definisi-manajemen.html
[6] Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah, Jakarta : Amzah, 2007, hlm :62
[7] M. Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 218.
[8]Ibid, hlm. 220.
[9] Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1993, hlm : 153
[10] Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Da’wah Islam, (Jakarta: PT Karya Unipress, 1993), hlm. 39.
[11] Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993), hlm. 334.

1 komentar:

  1. Casino Site Review - Lucky Club Live
    Casino Site Review and Ratings 2021 ▶️ Casino ✓ Sports ✓ Roulette ✓ Slots ✓ Jackpots ✓ All others. Rating: luckyclub.live 4 · ‎Review by Lucky Club Live

    BalasHapus