1.
DAKWAH MASA NABI MUHAMMAD
SAW.
Dakwah Nabi
Muhammad Saw. Dapat dibagi menjadi dua periode penting, yaitu periode Makkah
dan periode Madinah. Setiap periode mempunyai karakteristik dakwah
masing-masing.
A.
Dakwah Nabi periode Makkah
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah
masyarakat Arab Jahiliyah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan.
Dalam bidang agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh
dari ajaran agama tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu,
seperti Nabi Adam A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah
berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan diKa’bah (
Baitullah = rumah Allah SWT). Di antara berhala-berhala yang termahsyur
bernama: Ma’abi, Hubai, Khuza’ah, Lata, Uzza dan Manar. Selain itu ada pula
sebagian masyarakat Arab Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang
dilakukan kaum Sabi’in.
1.
Kondisi Objektif Masyarakat Arab
Saat Nabi Diutus
a.
Kondisi Keagamaan
Arab ketika itu hampir tenggelam dalam kepercayaan jahiliah. Sisa-sisa
penganut agama Ibrahim sangat langka dan tidak kedengeran lagi suaranya. Virus
kepercayaan jahiliyyah begitu dahsyat sehingga merambah hampir semua lapisan
masyarakat. Informasi tentang kepercayaan mereka dapat kita lihat dalam
Al-Qur’an, diantaranya :
Ø
Orang arab musyrikin
menyembah tuhan-tuhan yang mereka yakini sebagai perantara yang dapat memberikan
syafa’at untuk mereka kepada Allah. Mereka tahu siapa Allah, tetapi mereka
meminta syafa’at kepada Tuhan-tuhan palsu.
Ø
Taklid mereka sangat kuat
dengan apa yang dilihat dari orang tua dan nenek moyang mereka. Taklid ini
mengakibatkan sulitnya menembus dinding kepercayaan jahiliah yang ada.
b.
Kondisi Politik dan Hukum
Kondisi politik di Hirah, Syam, dan Hijaz sangat rusak. Manusia terbagi
dalam dua kelas, tuan dan budak, atau pemimpin dan rakyat. Sebelum Islam lahir,
kaum kerabat Rasulullah memiliki posisi penting di Mekkah, meskipun dari segi
kekayaan mereka adalah orang yang biasa-biasa saja, bahkan dikalangan pedagang
Makkah mungkin mereka di bawah rata-rata. Kekayaan dipegang oleh bani Abdis Syam,
bani Naufal, dan bani Makhzum. Ketegangan muncul di kalangan mereka untuk
memperebutkan posisi penting di masyarakatnya.
c.
Kondisi Sosiokultural
Pada saat itu ada beberapa yang dapat dicermati, jika dilihat dari sudut
sosiokultural diantaranya adalah :
Ø
Hubungan antara laki-laki
dan perempuan sudah rusak.
Ø
Perlakuan terhadap budak
semena-mena.
Ø
Budaya miras mengakar.
d.
Kondisi Ekonomi
Pada saat itu pertanian terdapat di pinggiran jazirah Arab, seperti
Yaman, Syam, dan sebagian daerah oase yang tersebar di jazirah. Mayoritas
masyarakat Badui hidup dari menggembala unta dan kambing. Kehidupan mereka
berpindah-pindah dari suatu tempat ketempat yang lain. Sedangkan perdagangan
adalah pendapatan primadona masyarakat Makkah dan Quraisy, sebagaimana yang
digambarkan dalam surah Quraisy. Perdagangan ini tidak cukup aman karena
banyaknya penyamun yang selalu mengintai ekspedisi dagang. Kemudian perdagangan
ini melahirkan kelas orang-orang kaya yang berfoya-foya di satu sisi dan
orang-orang miskin yang terbuang. Sementara itu ekonomi ribawi adalah landasan
ekonomi mereka.
2.
Materi Dakwah Nabi Muhammad SAW
Dalam al-Qur’an menegaskan bahwa Nabi Muhammad diutus untuk menebar
rahmat buat sekalian alam. Untuk mencetak manusia yang berakhlak mulia, materi
yang digunakan oleh Nabi adalah (menurut Al-Mubarakfury):
·
Tauhid
·
Iman kepada hari kiamat
·
Pembersih jiwa dengan
menjauhi segala kemungkaran dan kekejian yang menimbulkan akibat buruk, dan
dengan melakukan hal-hal yang baik dan utama
·
Penyerahan segala urusan
kepada Allah
·
Semua itu setelah beriman
kepada Risalah Muhammad
Selain akidah, masalah sosial juga mendapat perhatian
pada dakwah di Mekkah, sebagai contoh, Allah sangat menganjurkan kaum muslimin
untuk memerdekakan hamba sahaya yang mana perbudakan pada saat itu begitu
subur, diperintahkan untuk member makan pada hari kelaparan, memperhatikan anak
yatim, atau orang miskin yang sangat fakir.
Ajaran lain yang ditanamkan oleh rosul dalam rangka
pembentukan kepribadian mulia adalah dengan mengajarkan secara bertahap
ajaran-ajaran yang diturunkan oleh Allah, seperti sholat.
3.
Strategi Dakwah Nabi di Mekkah
Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah
agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan
hukum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad
SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai
tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut:
a.
Tahapan dakwah secara rahasia selama
tiga tahun
Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi atau rahasia ini, Rasulullah
SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah
tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang
telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah binti
Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu
Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin
Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW ), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat
Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil). Diantara pendahulu kaum muslimin adalah bilal bin Rabbah, Abu Ubaidah, Salamah,
Al-arqam bin abil arqam, Ustman bin Masz’un dan lain-lain. Mereka semua dari
keturunan Quraisy. Mereka masuk islam secara rahasia dan Rasulullah membimbing
mereka pun dengan rahasia pula. Ayat-ayat yang turun saat itu adalah ayat-ayat
pendek yang memiliki perhatian yang indah, penyampaian yang tenang, dan sejalan
dengan kondisi saat itu yang sensitive. Isinya adalah noda-noda dunia,
penggambaran terhadap surga dan neraka yang seolah –olah dihadapan mata, dan
membawa orang-orang mukmin berada dalam kondisi masyarakat arab saat itu.
b.
Tahapan dakwah secara terang-terangan
terhadap penduduk mekkah, mulai tahun ke empat kenabian sampai akhir tahun
kesepuluh kenabian.
Dakwah terang-terangan terhadap penduduk Mekkah dimulai sejak turunnya
ayat 214 surat asy-Syu’ara’: “dan berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang
terdekat.”
Adapun metode yang dilakukan Nabi pada tahapan ini adalah sebagai
berikut:
ü
Mengundang Bani Hasyim
kerumahnya, dilakukan selama dua kali untuk menjelaskan bahwa beliau diutus
oleh Allah.
ü
Undangan terbuka kepada
seluruh masyarakat Quraisy di bukit Shafa.
ü
Menyatakan sikap tegas
terhadap hakikat ajaran yang dibawa dan mengecam keyakinan keliru yang tersebar
dimasyarakat.
ü
Melakukan pembinaan dan
pengkaderan intensif dirumah Arqam bin Abil Arqam.
ü
Menyuruh sebagian kaum
muslimin untuk melakukan hijrah ke Habasyah dengan tujuan untuk menyelamatkan
sebagian iman kaum muslimin dari fitnah.
c.
Tahapan Dakwah di luar Mekkah
(berlangsung dari akhir tahun kesepuluh kenabian hingga sampai hijrah ke
Madinah)
Dalam tahapan ini Rosul melakukan beberapa langkah dalam menjalankan
aktivitas dakwahnya, di antaranya:
§
Melakukan perjalanan ke
Thaif, beliau ditemani oleh Zaid bin Haritsah.
§
Menawarkan islam kepada
kabilah-kabilah dan pribadi-pribadi.
4.
Problematika Dakwah dan Ketegaran Rosulullah
Dakwah
untuk menyerukan kebaikan kepada masyarakat pasti menghadapi permasalahan.
Jalan dakwah Rosulullah tidak mulus, banyak rintangan yang menghadang dijalan
dakwah beliau, mulai cara yang halus, setengah kasar, sampai yang paling kasar,
yaitu cara sistematis pembunuhan Rosulullah.
a. Di antara jalan yang halus adalah dengan :
·
Melakukan negoisasi
terhadap Abu Thalib agar Muhammad menghentikan dakwahnya.
·
Menawarkan kepada Muhammad
apa saja yang di inginkan, baik harta, wanita, kedudukan.
b. Di antara jalan yang agak setengah kasar adalah dengan :
·
Mencemooh, menghina,
melecehkan, mendustakan, serta menertawakan, seperti dituduh sebagai orang
gila.
·
Melontarkan propoganda
palsu dengan mengatakan bahwa ajaran Muhammad adalah dongeng orang-orang
terdahulu.
c. Di antara tindakan kasar adalah :
·
Menebar duri ditempat
rosulullah lewat.
·
Melakukan penyiksaan
terhadap beberapa pengikut islam.
·
Upaya pembunuhan Nabi
Muhmmad.
Rahasia sukses dakwah Nabi di Mekkah
adalah ketegaran beliau memegang prinsip yang telah di gariskan oleh Allah.
5.
Ciri-ciri umum Dakwah Nabi di Mekkah
Ada
ciri-ciri umum yang dapat didefinisikan dalam dakwah Rosul pada periode di
Mekkah, antara lain :
Ø Perhatian dakwah terfokus pada upaya untuk menyampaikan dakwah
dan menyebarkan dengan cara sirriyyah
(sembunyi) maupun jahriyyah
(terang-terangan).
Ø Memerhatikan aspek tarbiyah
(pengkaderan terbaru) bagi orang yang menerima dakwah dengan berupaya untuk men-‘tazkiyah’ (menyucikan) hati orang yang
di didik dan menumbuhkan mereka selalu dalam suasana hidayah.
Ø Berusaha untuk tidak terjadi kontak fisik dengan musuh dan
mencukupkan diri dengan melakukan jihad dakwah meskipun gangguan dari pihak
musuh cukup menyakitkan hati pihak kaum muslimin.
B.
Dakwah Nabi Periode Madinah
Dalam periode ini, pengembangan Islam lebih
ditekankan pada dasar-dasar pendidikan masyarakat Islam dan pendidikan sosial
kemasyarakatan. Oleh karena itu, Nabi kemudian meletakkan dasar-dasar
masyarakat Madinah, sebagai berikut :
v
Mendirikan Masjid
v
Mempersatukan dan mempersaudarakan antara kaum Anshar dan Muhajirin.
v
Perjanjian saling membantu antara sesama kaum muslimin dan bukan
muslimin.
1. Hijrah sebagai Metode Dakwah
Dakwah di Madinah dianggap kelahiran baru agama islam
setelah ruang dakwah di Mekkah terasa sempit bagi kaum muslimin. Allah
memilihkan buat Nabi-nya Madinah sebagai pilot project pembentukan masyarakat Islam pertama.
Berawal dari masuk islamnya beberapa orang asal
madinah pada tahun ke 11 kenabian dalam gerakan dakwah rosul kepada orang-orang
yang datang ke Mekkah, dakwah di kawasan ini berkembang sangat pesat. Setahun
setelah kejadian tersebut, mereka mengutus 12 orang perwakilan ke Mekkah untuk
menemui Rosul. Pertemuan tersebut melahirkan Baiat Aqabah I.
Mereka berbaiat kepada Rosul untuk mengesakan Allah,
tidak mencuri, tidak melakukan zina, tidak membunuh anak, dan Rosul meminta
kepada mereka untuk taat kepada perintah beliau dalam masalah kebaikan. Rosulullah
mengutus Mush’ab bin Umair sebagai duta beliau yang bertugas mengajarkan islam
kepada penduduk Madinah.
Tahun ketiga mereka mengutus 72 orang menemui Rosul.
Pertemuan inilah yang disebut dengan Baiat Aqabah Kubro. Isi baiat tersebut
adalah tekad untuk melindungi dan menolong Rosulullah dan para sahabatnya,
serta mengajak Rosul untuk hijrah ke Madinah.
Isi Baiat Aqobah Kubro ini langsung ditindak lanjuti
Rosul dengan memerintahkan kaum muslimin yang ada di Mekkah untuk Hijrah ke
Madinah. Para sahabat pun berangkat ke Madinah secara bergelombang, sedangkan
Rosul masih tetap di Mekkah menanti izin dari Allah untuk berhijrah, setelah
mendapat izin, barulah beliau berangkat dengan ditemani oleh Abu Bakar ke
madinah.
Keberhasilan gerakan hijrah merupakan kemengan besar
bagi islam dan kaum muslimin. Hijrah merupakan tonggak kehidupan baru kaum
Muslimin. Di Negeri ini mereka mulai menerapkan system kehidupan baru sesuai
dengan perintah Allah SWT.
Kondisi Politik di Madinah Pada
saat Nabi tiba di Madinah, masyarakatnya terbagi dalam berbagai golongan
(kelompok). “ Kelompok Muhajirin ” yakni orang-orang mukmin yang meninggalkan
tanah kelahiran mereka dan turut berhijrah ke Madinah. Kesetiaan kaum Muhajirin
terhadap perjuangan Nabi sangat besar. Mereka bersedia berhijrah dengan
meninggalkan handai tolan dan sanak keluarganya dan mereka tabah menghadapai
penderitaan dan cobaan dalam perjuangan di jalan Allah. Pengikut Nabi yang
lainnya adalah pendduduk asli Madinah yang sedikit atau banyak telahaa
memberikan pertolongan kepada Nabi. Mereka ini mendapat sebutan “kaum Anshor”
(penolong). Dengan ramah hati menyambut kehadiran Nabi ditengah-tengah mereka,
dan sesuai dengan perjanjian Aqobah mereka bersedia membantu Nabi dalam kondisi
dan situasi bagaimanapun juga.
2. Ciri-ciri umum Dakwah di Madinah
Ada beberapa ciri-ciri umum dalam dakwah nabi Muhammad di Madinah, yaitu:
a. Menjaga kesinambungan tarbiyah dan tazkiyah bagi
sahabat yang telah memeluk islam.
b. Mendirikan Daulah Islamiyah.
Daulah adalah sarana paling besar, dan merupakan lembaga terpentingyang
secara resmi menyuarakan nilai-nilai dakwah.
c. Adanya keseriusan untuk menerapkan hukum syariat untuk seluruh
lapisan masyarakat, baik skala personal maupun jamaah.
d. Hidup berdampingan dengan musuh islam yang menyatakan ingin
hidup damai dan bermuamalah dengan mereka dengan aturan yang jelas.
e. Menghadapi secara tegas pihak yang memilih perang serta
melakukan psy war (perang urat syaraf) bagi kelompok yang selalu
mengintai peluang atau menunggu kesempatan untuk menyerang daulah islamiah
dengan mengirim pasukan-pasukan kecil.
f. Merealisasikan universitas dakwah islam dengan merambah seluruh
kawasan dunia.
g. Melalui surat, mengirim duta, mengirim
rombongan, menerima utusan yang datang, dan seterusnya.